Kamis, 21 Februari 2013

PROPOSAL PTK


JUDUL PTK ;
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGENAL ANGGOTA TUBUH DAN KEGUNAANNYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL KELAS I SD N 1 KEDUNGLEPER TAHUN PELAJARAN 2012/2013                                                                                                          
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guru memiliki peran yang sangat penting. Kelancaran proses seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah sepenuhnya berada dalam tanggung jawab guru. Karena guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola seluruh proses kegiatan pembelajaran di kelas yang menjadi tanggung jawab dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, para guru harus memiliki kualifikasi kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Namun guru selalu dihadapkan pada suatu kenyataan tentang keanekaragaman kemampuan siswa. Keanekaragaman kemampuan ini akan membuat tingkat penguasaan belajar yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lain, sehingga dari sebagian siswa tersebut ada yang dapat mencapai prestasi belajar yang amat baik. Artinya siswa dapat menguasai seluruh bahan materi pelajaran yang telah diberikan.
Di samping itu pula ada siswa yang belum dapat mencapai prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena siswa yang memang tergolong memiliki kemampuan akademik kurang baik. Demikian juga hasil belajar siswa kelas 1 SDN I Kedungleper tentang materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya masih sangat kurang. Dengan adanya kondisi tersebut peneliti berusaha mencari jalan keluar salah satunya meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya dengan  pendekatan kontekstual.


2. Perumusan Masalah
Bagaimana Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Mengenal Anggota Tubuh dan Kegunaannya Melalui Pendekatan Kontekstual kelas 1 SD Negeri 1 Kedungleper I  Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengenal anggota tubuh dan kegunaanya melalui pendekatan kontekstual kelas 1 SD N IKedungleper  Jepara tahun pelajaran 2012/2013.

4. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu pengetahuan khusunya pembelajaran IPA mengenai anggota tubuh dan kegunaannya.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan bagi sekolah.
a. Bagi siswa
1) Siswa merasa senang karena pembelajaran yang lebih inovatif.
2) Siswa aktif berinteraksi dengan teman maupun guru ketika mengikuti pembelajaran IPA.
3) Hasil belajar siswa meningkat.
b. Bagi guru
1) Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran IPA.
2) Memperoleh gambaran tentang penerapan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan pembelajaran IPA.
c. Bagi sekolah
Dapat memperluas khasanah dan cakrawala yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam peningkatan pembelajaran IPA.

B. KAJIAN TEORI
1. Hakekat Belajar
Egen dan Kauchak (dalam Abimanyu, 2008: 1-19) mengemukakan pendapat Aliran Ilmu jiwa Tingkah Laku tentang belajar sebagai perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi sebagai hasil dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori behaviorisme mengenai hakekat belajar berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku. Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi tidaknya tingkah laku yang lama berubah menjadi tingkah laku yang baru dan lebih baik dibandingkan dengan tingkah laku yang lama. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif, dan tingkah laku psikomotor. Menurut Staton (dalam Lapono, 2008: 1-12) hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebaiknya seimbang.
2. Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran menurut rumusan Robert W.Gagne (dalam Lapono, 2008: 1-14) adalah suatu pengaturan peristiwa yang ada di luar diri seorang peserta didik, dan dirancang serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar. Pengaturan situasi pembelajaran biasanya disebut management of learning and conditions of learning.
Pembelajaran saat ini menekankan proses membelajarkan bagaimana belajar , serta mengutamakan strategi mendorong dan melancarkan proses belajar peserta didik.
3. Pelajaran IPA
Pendidikan IPA diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka pembinaan peserta didik agar memiliki pengetahuan mengenai lingkungan sekitar yang merupakan bagian dari alam. Banyak hal yang bisa dipelajari dari alam, khususnyabagi anak didik yang masih duduk di kelas 1 SD. Mereka sangat perlu dikenalkan dengan keadaan alam sekitar.


Adapun manfaat belajar IPA yaitu:
1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, dan keindahan alam ciptaanNya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).
Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan yang membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Pembelajaran ini memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas, dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, serta sebagai anggota masyarakat.
Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran afektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya (Nurhadi, 2002:5).
Johnson (dalam Nurhadi, 2002:12) merumuskan pengertian CTL sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem CTL, akan menuntun siswa ke semua komponen utama CTL, yaitu melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara dan merawat pribadi siswa.

Pendekatan CTL menurut Suyanto (2003:2) merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam berbagai macam mata pelajaran baik di sekolah. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah.
Karakteristik Contextual Teaching and Learning
Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu (1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) mengerjakan pekerjaan yang berarti, (3) mengatur cara belajar sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh atau memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian sebenarnya.
Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu (1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, (4) belajar dengan bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa aktif, guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa maupun laporan hasil praktikum.




C. METODE PENELITIAN
1. Setting penelitian dan karakteristik subyek penelitian
a. Tempat dan waktu pelaksanaan
PTK dilaksanakan di kelas 1 SDN Kedungleper 1 Kec. Kembang Kab. Jepara, waktu pelaksanaan Siklus I Senin 2 Juli sampai dengan 7 Juli 2012. Siklus II Senin 16 Juli sampai dengan 21 Juli 2012. Siklus III Senin 30 Juli sampai dengan 4 Agustus 2012.
b. Subyek Penelitian
Subyek PTK adalah siswa kelas I SDN Kedungleper 1 berjumlah 20 siswa. Dengan perincian 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus melalui empat tahap yaitu, tahap perencana, tahap pengumpulan, tahap pengumpulan data, dan tahap refleksi dengan skema pelaksanaan sebagai berikut.










Keterangan:
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pengumpulan data (observasi)
D. Refleksi
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan mencakup tentang prestasi belajar kelas 1 SDN Kedungleper I sebagai salah satu indikator penguasaan konsep dengan cara tes dan dokumentasi. Alat pengumpul data ada dua jenis yaitu instrumental tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa pengetahuan dan keterampilan, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk menggunakan data berupa segi afektif dengan menggunakan lembar observasi.
4. Indikator Kinerja
PTK ini dapat dilihat berhasil jika setelah dilakukan tindakan akan terjadi peningkatan baik keaktifan siswa maupun nilai hasil belajar.
5. Jadwal Kegiatan.








1 komentar: