Jumat, 28 Februari 2014

Sinopsis Novel Harry Potter Seri 3



Harry Potter menghabiskan musim panas bersama-sama pasangan Dursley sebelum memulakan tahun ketiga di Hogwarts. Kerana terlalu marah, dia mengembangkan Makcik Marge dan meninggalkan rumah, lalu bertembung dengan Menteri Sihir. Dia dilepaskan pergi tanpa apa-apa hukuman, sebab utamanya (yang Harry dapat tahu kemudian) adalah seorang pembunuh bersiri, Sirius Black berjaya melarikan diri dari penjara sihir, Azkaban untuk membunuh Harry. Black ialah penyokong Voldemort dan telah merengok di dalam penjara selama 12 tahun. Tahun ini, para pengawal Azkaban, yang dikenali sebagai Dementors mengawal Hogwarts. Harry dan rakan-rakannya kembali ke Hogwarts dan setiap kali bersemuka dengan Dementors, Harry tidak sedap hati kerana mereka memaksa manusia mengimbau kembali pengalaman terpahit mereka dan melenyapkan kebahagiaan dari jiwa masing-masing.
Sekolah itu mendapat cikgu ‘Pertahanan Diri Daripada Ilmu Hitam’ yang baru, Profesor Remus Lupin yang merupakan cikgu yang hebat. Hagrid juga mula mengajar mata pelajaran ‘Penjagaan Makhluk-Makhluk Sihir’. Pembelajaran mereka bermula seperti biasa dan Harry mengambil beberapa mata pelajaran baru termasuk ‘Ilmu Tilik’, yang mana sepanjang tahun, Profesor Trelawney kerap meramalkan kematian Harry. Tetapi Hermione mengambil lebih banyak mata pelajaran berbanding pelajar-pelajar lain dan kadang-kadang seolah-olah dia mengikuti 2 kelas pada masa yang sama. Sementara itu, Harry tidak dapat pergi ke Hogsmeade bersama-sama kawan-kawannya tetapi dia memperolehi Peta Marauder daripada Fred dan George Weasley, yang menunjukkan secara terperinci Hogwarts dan persekitaran sekelilingnya. Ini membantu Harry sampai ke Hogsmeade melalui suatu laluan rahsia. Ron dan Hermione selalu bertegang urat, sebab utamanya melibatkan binatang peliharaan mereka (tikus Ron, Scabbers dan kucing Hermione, Crookshanks).       
Sirius Black memecah masuk ke Hogwarts dua kali tanpa berjaya mencederakan Harry tetapi sesiapapun tidak tahu bagaimana dia melakukannya. Harry dapat tahu yang Black ialah rakan karib ayahnya dan dia juga bapa angkat Harry. Sirius mengkhianati ibu bapa Harry dengan membocorkan rahsia tempat tinggal mereka kepada Voldemort dan menyebabkan mereka dibunuh. Harry dan rakan-rakannya bersemuka dengan Black di klimaks yang mengagumkan dan mendapat tahu kebenaran tertentu mengenai kejadian-kejadian yang berlaku bertahun-tahun lampau. Mereka juga mendapat tahu yang Lupin sebenarnya ialah serigala jadian. Kemudian, Harry dan rakan-rakannya bertarung dengan Dementors untuk menyelamatkan 2 nyawa yang tidak berdosa. Dalam buku ketiga ini, Rowling lebih hebat daripada 2 buku sebelum ini. Dia menghasilkan suatu kisah yang mempesonakan, menggabungkan ilmu sihir, fantasi dan pengkhianatan, amat luar biasa.[1]

Rabu, 26 Februari 2014

Sinopsis Novel Harry Potter Seri 2

Harry Potter disuruh mempersiapkan rumah untuk kunjungan dari klien potensial Vernon Dursley. Namun, setelah selesai, paman Dursley menyuruh Harry ke kamarnya. Di kamar, Harry bertemu Dobby si peri rumah, ia memperingatkan Harry untuk tidak kembali ke Hogwarts. Ketika Harry menolak, Dobby menyebabkan kekacauan di rumah dan membuat Harry merusak pertemuan Vernon. Vernon mengunci Harry di kamarnya untuk mencegah kembali ke Hogwarts. Tetapi, Ron, Fred, dan George Weasley tiba dengan mobil terbang mereka untuk menyelamatkan Harry dari cengkeraman Paman Vernon, yang sedang berusaha untuk menarik Harry kembali ke kamarnya. Harry kemudian dibawa ke The Burrow, rumah keluarga Weasley.
Di The Burrow, Harry bertemu adik Ron, Ginny, yang akan mulai sekolah di Hogwarts dan ternyata Harry menyukainya. Harry juga bertemu ayah Ron, Arthur Weasley. Harry dan keluarga Weasley pergi ke Diagon Alley menggunakan bubuk Floo. Ketika belanja, Harry bertemu Gilderoy Lockhart, seorang penyihir yang terkenal dan penulis, dan juga bertemu Draco Malfoy dan ayahnya, Lucius, yang memuji Voldemort dan mencemooh Harry, Hermione dan keluarga Weasley.
Di Stasiun King’s Cross, seluruh keluarga Weasley bisa memasuki Platform 9 3/4 tanpa kesulitan. Namun, Harry dan Ron menemukan bahwa penghalang magis diblokir. Akibatnya, mereka ketinggalan Hogwarts Express. Kemudian, Harry dan Ron menaiki mobil terbang dan mencapai Hogwarts, tetapi mereka mendarat di pohon Dedalu Perkasa. Tongkat Ron rusak dan mobil meng-"gila", mendorong mereka dan mengemudi sendiri ke dalam Hutan Terlarang. Ketika Harry dan Ron masuk Hogwarts mereka dilihat oleh Profesor Snape, yang memarahi mereka karena menaiki mobil terbang ke Hogwarts dan hampir mengeluarkan mereka dari sekolah. Profesr McGonagall dan Profesor Dumbledre tiba, dan Profesor McGonagall membela mereka dan memberitahu mereka bahwa mereka hanya akan menerima penahanan saja.
Tak lama setelah awal semester, Harry mulai mendengar suara “dingin” datang dari dalam dinding sekolah. Dimulai saat ia menjalani hukuman dengan Lockhart. Harry, Ron, dan Hermione menemukan tulisan "Kamar Rahasia telah dibuka, Musuh Pewaris, berhati-hatilah". Ditulis dengan darah di dinding dan mereka menemukan bahwa kucing Argus Filch telah membatu. Filch lalu menyalahkan Harry dan mencoba menyerangnya tapi dihentikan oleh Dumbledore dan McGonagall.
Legenda mengatakan bahwa Kamar Rahasia hanya bisa dibuka oleh pewaris Slytherin, dikatakan menjadi rumah dari makhluk yang hanya akan mematuhi pPewaris. Harry mencurigai Pewaris itu adalah Malfoy. Gilderoy Lockhart, guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, menawarkan sebuah klub duel. Pada pertemuan tersebut Draco memunculkan ular, dan ternyata Harry bisa bicara dengan ular itu. Hermione menjelaskan bahwa Harry adalah seorang Parselmouth seperti Salazar Slytherin, sebuah kesamaan yang menyebabkan isi sekolah percaya Harry adalah sang pewaris.
Hermione lalu membuat Ramuan Polijus untuk menyamarkan diri mereka bertiga sebagai teman Malfoy. Harry dan Ron berhasil menyamar sebagai Crabbe dan Goyle, namun Hermione malah berubah menjadi kucing. Harry dan Ron kemudian menginterogasi Malfoy, tapi akhirnya mereka mengetahui bahwa ia bukanlah pewaris.
Dalam kamar mandi, Harry menemukan sebuah buku harian dengan tertulis di dalamnya milik seseorang bernama Tom Marvolo Riddle. Melalui buku itu, Harry terpesona melihat peristiwa yang terjadi lima puluh tahun yang lalu ketika Tom adalah seorang siswa Hogwarts. Kenangan-kenangan itu memberatkan Hagrid sebagai sang pewaris.
Selama tahun ajaran, Colin Creevey, Justin Finch-Fletchley, Hermione dan bahkan hantu Gryffindor Sir Nicholas ditemukan membatu, dan buku harian Tom Riddle menghilang. Harry dan Ron memutuskan untuk mengunjungi Hagrid, tapi sebelum Hagrid bisa menjawab identitas sebenarnya yang membuka Kamar Rahasia, Menteri Sihir Cornelius Fudge dan Lucius Malfoy tiba. Sementara Ron dan Harry bersembunyi di dalam Jubah Gaib, mereka memberitahu Hagrid bahwa mereka menangguhkan Dumbledore sebagai kepala sekolah dan menangkap Hagrid karena dianggap telah membuka Kamar Rahasia. Sebelum Hagrid dibawa ke penjara Azkaban, ia memberitahu Ron dan Harry untuk mengikuti laba-laba ke dalam Hutan Terlarang untuk mencari tahu kebenarannya.
Mereka pun melakukannya dan bertemu Aragog, laba-laba raksasa yang dituduh telah menewaskan siswa lima puluh tahun lalu. Aragog mengungkapkan bahwa dia bukan rakasa yang membunuh siswa dan Hagrid juga tidak bersalah. Anak-anak Aragog menyerang Harry dan Ron, tapi mobil terbang datang menyelamatkan mereka.
Harry dan Ron menemukan selembar kertas di tangan Hermione bahwa raksasa itu adalah basilisk. Mereka juga mendengar para guru mengatakan bahwa Ginny telah dibawa ke Kamar Rahasia. Lockhart dikirim untuk menemukan Kamar itu dan menyelamatkan Ginny, namun ia mencoba untuk melarikan diri sampai Harry dan Ron menangkapnya. Ternyata masa lalu Lockhart adalah palsu, ia menggunakan mantra penghapus-memori para penyihir, lalu mengambil prestasi mereka untuk dirinya.
Ketiganya menemukan jalan masuk ke Kamar Rahasia di kamar mandi Moaning Myrtile, gadis yang meninggal pertama kalinya saat Kamar dibuka. Kemudian mereka masuk dan menemukan kulit ular raksasa. Setelah Lockhart pura-pura pingsan, ia mencoba untuk menghentikan Harry dan Ron dengan menggunakan mantra penghapus-memori. Tapi karena ia memakai tongkat Ron yang rusak, akhirnya mantranya menjadi bumerang dan menyerangnya sendiri. Lockhart kehilangan memori dan membuat gua runtuh, memisahkan Harry dan Ron. Harry lalu menemukan Ginny. Lalu Tom Riddle muncul, menjelaskan bahwa ia adalah memori yang diawetkan dalam buku harian, dan juga Ginny Weasley yang membuka Kamar Rahasia karena terhipnotis olehnya, yang mengirim basilisk untuk menyerang, dan bahwa Ginny juga yang menulis pesan di dinding. Harry menyadari bahwa Riddle adalah pewaris Slytherin dan ia adalah Lord Voldemort dalam bentuk remaja. Riddle kemudian mengeluarkan dan menyuruh Basilisk untuk membunuh Harry. Saat Harry terdesak, burung phoenix Dumbledore, Fawkes datang dan menyerang mata Basilisk. Fawkes lalu memberikan Harry Topi Seleksi, dimana Harry menarik pedang Godric Gryffindor. Ketika Basilisk membuka mulutnya, Harry langsung menusuk langit-langit mulutnya menembus kepalanya, namun tangan Harry tertancap taring beracun Basilisk.
Harry menghancurkan Riddle dengan cara menusuk buku harian dengan taring beracun Basilisk. Ginny kemudian kembali sadar dan menemukan Harry sekarat Tetapi Fawkes menyembuhkan luka Harry dengan air matanya. Fawkes membawa Harry, Ginny dan Ron keluar dari Kamar Rahasia.
Dumbledore melanjutkan jabatannya sebagai kepala sekolah dan mengirim surat untuk melepaskan Hagrid dari Azkaban. Dumbledore meredakan kekhawatiran Harry tentang kelayakannya menjadi seorang Gryffindor dengan mengatakan bahwa hanya yang benar-benar seorang Gryffindorlah yang bisa memanggil pedang Godric itu.
Akhirnya Harry tahu bahwa Lucius yang memberikan buku harian untuk Ginny dan Dobby adalah peri rumah keluarga Malfoy. Lalu Harry membuat Lucius memberikan kaos kaki kepada Dobby yang membuat Dobby akhirnya bebas dari keluarga. Pada pesta akhir tahun, semua korban membatu Basilisk kembali ke keadaan semula, dan Hagrid menerima sambutan luar biasa saat ia kembali ke Hogwarts

Jumat, 14 Februari 2014

Sinopsis Novel Harry Potter Seri 1



Harry Potter adalah seorang anak yang tampaknya biasa, hidup dengan keluarga yang berhubungan darah dengan-nya, keluarga Dursley di Surrey. Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mengetahui dari seorang asing misterius, Rubeus Hagrid, bahwa ia sebenarnya seorang penyihir, terkenal di Dunia sihir karena dapat bertahan dari serangan Lord Voldemort yang jahat ketika Harry masih bayi. Voldemort membunuh orangtua Harry, tetapi serangan kepada Harry gagal dilakukan, kejadian tersebut menyisakan bekas luka petir di dahi Harry dan membuat Voldemort tewas. Hagrid mengungkapkan kepada Harry bahwa ia telah diundang untuk bersekolah di Hogwarts, sebuah Sekolah Sihir. Setelah membeli perlengkapan sekolahnya di Diagon Alley, harry berangkat dengan menggunakan kereta ke Hogwarts melalui Platform 9 ¾ yang tersembunyi di Cross Station king.
Di kereta, Harry bertemu dengan Ronald Weasley, anak dari keluarga penyihir tapi bukan penyihir darah-murni(bukan 100% orang tua penyihir), dan Hermione Granger, seorang penyihir yang lahir dari orang tua Muggle (bukan penyihir). Begitu mereka tiba di sekolah, Harry dan semua siswa tahun pertama yang lain dibagi ke dalam empat kelompok asrama yang berbeda: Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slytherin. Slytherin terkenal karena menjadi kelompok sihir hitam dan penyihir jahat, Harry berhasil meyakinkan Topi Seleksi yang ajaib untuk tidak menempatkannya di Slytherin. Dia ditempatkan di Gryffindor, bersama dengan Ron dan Hermione.
Di Hogwarts, Harry mulai belajar sihir dan juga menemukan lebih banyak tentang masa lalunya dan orang tuanya. Harry diikutkan dalam tim Gryffindor dalam perlombaan Quidditch (perlombaan dengan menggunakan sapu terbang) dan menjadi seorang Seeker. Ia juga akhirnya mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang Seeker.
Suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione menemukan anjing berkepala tiga raksasa di Koridor Terlarang di lantai tiga sekolah. Mereka berhasil melarikan diri dari Troll raksasa dan setelah Harry hampir terlempar dari sapunya karena sihir kuat dari seseorang dalam salah satu pertandingan Quidditch, Mereka menganggap bahwa seseorang sedang mencoba untuk melewati anjing tersebut. Harry menemukan Cermin Tarsah yang dapat menunjukkan keinginan hati seseorang. Kepala sekolah Albus Dumbledore memindahkan cermin itu dan menyarankan Harry untuk tidak mencarinya lagi. Dengan menggunakan informasi dari Hagrid yang mengucapkannya tanpa sengaja, Hermione menemukan bahwa anjing itu menjaga Batu Bertuah, sebuah batu yang dapat digunakan untuk memberikan hidup abadi kepada pemiliknya. Harry menyimpulkan bahwa guru ramuannya, Severus Snape, mencoba untuk mendapatkan batu tersebut. Harry tertangkap ketika ia keluar dari asrama pada malam hari dan ia ditahan. Ketika membantu Hagrid di hutan gelap, ia melihat sosok berkerudung meminum darah unicorn untuk penyembuhan. Harry menyimpulkan bahwa sosok berkerudung itu adalah Voldemort dan ia juga menyimpulkan bahwa Snape sedang mencoba untuk mendapatkan batu bertuah tersebut untuk mengembalikan Voldemort dengan kekuatan penuh.
Setelah mendengar dari Hagrid bahwa anjing akan tertidur jika dimainkan musik dan ketika ia kelepasan berbicara tentang hal tersebut kepada seorang pria di bar lokal pada suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione mengambi kesimpulan bahwa Snape adalah orang di bar itu dan berusaha untuk memperingatkan Dumbledore. Setelah mengetahui Snape pergi untuk urusan bisnis mereka menyimpulkan bahwa ia akan mencoba untuk mencuri batu malam itu dan memutuskan untuk menemukan batu itu sebelum Snape menemukannya lebih dulu.
Mereka menghadapi serangkaian hambatan seperti: selamat dari tanaman mematikan, terbang untuk menemukan kuci terbang itu dengan sengit, dan memenangkan pertandingan catur yang mempunyai biji catur sebesar manusia. Trio itu menggunakan keahlian mereka untuk mengatasi berbagai rintangan. Hermione menggunakan pengetahuannya tentang mantra untuk melewati tanaman tersebut, Harry menggunakan keterampilan sebagai Seeker untuk mendapatkan kunci terbang itu, dan Ron menggunakan keterampilannya bermain catur untuk memenangkan pertandingan catur. Namun, Ron hampir terbunuh dalam pertandingan tersebut dan Hermione bersama Ron tinggal di tempat pertandingan sedangkan Harry berjalan ke ruang selanjutnya.
Di ruang terakhir, Harry menemukan bahwa tenyata bukan Snape yang menginginkan batu tersebut, tetapi guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, Profesor Quirrell. Quirrell mengungkapkan bahwa ia yang membebaskan troll itu dan mencoba membunuh Harry dalam pertandingan Quidditch. Dia juga mengungkapkan bahwa Snapelah yang telah melindungi Harry dan mencoba menghentikan Quirrell sepanjang tahun. Karena sesuatu hal yang dilakukan oleh Dumbledore, Harry menemukan batu itu di sakunya setelah melihat dirinya di dekat Cermin Tarsah . Ketika Quirrell mencoba untuk menangkap Harry untuk mendapatkan jawaban dari Harry tentang apa yang dilihatnya pada cermin itu, Quirrell membuka sorbannya dan terlihat bahwa Voldemort tinggal di bagian belakang kepalanya. Harry mencoba untuk melarikan diri tetapi Quirrell mengeluarkan api dengan cara menjentikkan jari-jarinya untuk menjebak dia. Voldemort mencoba untuk meyakinkan Harry untuk memberinya batu tersebut dengan menjanjikan untuk menghidupkan orangtuanya kembali dari kematian, tapi Harry menolak. Quirrell mencoba untuk membunuhnya tetapi sentuhan Harry mencegah Quirrell untuk menyakiti Harry dan menyebabkan tangannya menjadi debu. Quirrell kemudian mencoba untuk mengambil batu itu tetapi Harry memegang wajahnya, sehingga Quirrell berubah menjadi debu dan mati. Ketika Harry mencoba untuk berdiri, roh Voldemort melewati Harry dan menjatuhkannya hingga Harry menjadi pingsan sebelum menghilang.
Harry menemukan dirinya di rumah sakit sekolah dengan Profesor Dumbledore di sisinya. Dumbledore menjelaskan bahwa batu tersebut telah dimusnahkan, dan juga memberitahukan bahwa Hermione dan Ron baik-baik saja. Quirrell terbakar ketika menyentuh Harry karena, ketika ibu Harry meninggal ketika menyelamatkannya, kematiannya memberi Harry sebuah kekuatan, yaitu kekuatan cinta untuk melindungi Harry dari Voldemort. Pada pesta akhir tahun, Dumbledore memberikan poin asrama pada menit-menit terakhir kepada Harry, Ron, Hermione, dan Neville karena keberanian dan kecerdasan mereka, sehingga Gryffindor memenangkan Piala Asrama. Sebelum Harry dan seluruh siswa berangkat meninggalkan Hogwarts untuk liburan musim panas, Harry menyadari bahwa ketika setiap siswa lainnya pulang, Hogwarts adalah rumahnya yang sesungguhnya.