Jumat, 28 Juni 2013

bentuk soal cpns



           Bentuk soal cpns tentu akan berbeda dengan bentuk soal ujian saat kita masih di bangku
kuliah,  selain  memiliki  tingkat  kesulitan  yang  lumayan  tinggi  juga  memiliki  jebakan  soal  yang
harus  memerlukan  konsentrasi  dan  kecermatan  penuh. Meski  demikian,  tentu  semua  bisa  saja
dipelajari dan ditaklukkan dengan persiapan yang benar-benar efektif dan tepat sasaran.
Mengerjakan tes soal cpns terkadang bukan hanya sebatas masalah seberapa banyak kita
telah menghapal materi-materi kemudian mengerjakan soal seperi di bangku kuliah, akan tetapi
lebih dari itu, yaitu bagaimana persiapan kita, strategi yang kita gunakan dalam menjawab soal-soal cpns. 
           Dalam  menghadapi  suatu  peperangan  tentu  kita  harus mempunyai  bekal  untuk
mengetahui  situasi  dan  kondisi  medan  perang,  informasi  pasukan  musuh  dan  lainnya,  tanpa
mengetahui  sebanyak–banyak  informasi    tersebut  maka  dapat  dipastikan  akan  mengalami
kekalahan.  Seperti  saat  kita  bermain  catur,  siapapun  lawan  kita  tanpa  mau  dan  pedulu  untuk
mengetahui  dan  mempelajari  apa  saja  yang  dilakukan lawan,  tentu  kita  akan  kalah  telak.  Nah,
begitu  juga  soal-soal  ujian  CPNS.   Ingat…SOAL  CPNS  TIDAK  SAMA  dengan  soal-soal
ujian saat kita di bangku kuliah.
           Coba kita cermati, terlebih adanya konsorsium universitas maka tidak banyak soal tahun
lalu  yang  keluar  lagi  dalam  tes  CPNS  tahun  selanjutnya.  Belajar  dengan  hanya  menggunakan
paket SOAL-JAWAB sudah semakin kuno. Yang harus Anda lakukan adalah mempelajari kisi-kisi  dan  memperluas  pengetahuan  terkait  materi  yang  diujikan  dalam  tes  CPNS.  Semakin  luas
pengetahuan kita mengenai materi soal yang akan diujikan, maka peluang untuk menjawab soal
tes  CPNS  akan  semakin  besar.  Dengan  banyak  berlatih  mengerjakan  soal  cpns  berguna  untuk
mengasah  pengetahuan  kita  terkait  materi  ujian  CPNS,  bukan  SOAL  TERSEBUT  SAMA

Minggu, 23 Juni 2013

SK dan KD tingkat SMP, MTs mapel Agama Islam kelas VII semester 1


STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB


1.   Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

A.    Latar Belakang

        Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi  pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
        Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
         Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan  yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:

  1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;
  2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;
  3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

B.  Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk:
1.      menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.      mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama  dan berakhlak mulia  yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

C.  Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1.      Al Qur’an dan Hadits
2.      Aqidah
3.      Akhlak
4.      Fiqih
5.      Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.




D.      Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas VII, Semester I

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Al-Qur’an
1.      Menerapkan Hukum bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah



1.1  Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2   Membedakan  hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3    Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah  dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar

Aqidah
2.      Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya



2.1   Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.2   Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.3   Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.4   Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT


3.      Memahami Asmaul Husna


3.1   Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.2   Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna

Akhlak
4.      Membiasakan perilaku terpuji


4.1   Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
4.2   Menampilkan contoh-contoh perilaku  tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
4.3   Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fiqih
5.      Memahami ketentuan – ketentuan thaharah (bersuci)


5.1   Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
5.2   Menjelaskan perbedaan hadas dan najis


6.      Memahami tatacara shalat 

6.1   Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
6.2   Memperaktikkan shalat wajib


7.      Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)



7.1   Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid
7.2   Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat munfarid

Tarikh dan kebudayaan Islam
8.      Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW






8.1   Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
8.2   Menjelaskan misi nabi Muhammad  untuk semua manusia dan bangsa

Jumat, 21 Juni 2013

asal usul kota jepara menjadi kota ukir

          Asal usul Mengapa Jepara jadi Kota Ukir Menurut Legenda Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan mempesona. Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. 
       

         
       Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah layang-layang yang setelah sampai di angkasa diputus talinya. Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara. Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran di sini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya. Menurut Sejarah pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. 
           
           Sampai kini hasil karya Patih tersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI. Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbul lah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang berkembang di Jepara hingga kini.